spot_img
Friday, July 26, 2024
spot_img
HomeSejarah NusantaraWajib Coba ! Lawar Merah, Kuliner Ekstreem Khas Bali Penuh Filosofi

Wajib Coba ! Lawar Merah, Kuliner Ekstreem Khas Bali Penuh Filosofi

-

 

Surabaya – Bali, pulau yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya juga  menyajikan beragam kuliner yang kaya rasa. Salah satu kuliner ekstreem yang menjadi daya tarik tersendiri di Bali adalah Lawar Merah. Kuliner ini tidak hanya mencuri perhatian karena rasanya yang unik, tetapi jiha karena filosofi yang mendalam terkandung di dalamnya.

Lawar merah, atau juga dikenal sebagai lawar barak, memiliki ciri khas menggunakan campuran darah hewan dalam proses pembuatannya. Darah yang digunakan berasal dari hewan yang sudah diolah setengah matang, memberikan sentuhan khas pada hidangan ini. Namun, tidak semua orang mampu menikmati lawar merah, karena mengandung darah hewan setengah matang, sehingga hanya bisa bertahan setengah hari jika ditempatkan di ruang terbuka.

Filosofi Lawar Merah dan Simbolisme dalam Setiap Bahan

Lawar merah tidak hanya sekadar kuliner, tetapi juga membawa filosofi mendalam yang mencerminkan keharmonisan dan keseimbangan dalam kehidupan orang Bali. Warna-warna dalam lawar merah juga memiliki simbolisme, seperti warna merah yang melambangkan Dewa Brahmana, kelapa putih untuk Dewa Iswara, dan terasi hitam untuk Dewa Wisnu.

Kuliner ini sering disajikan pada acara-acara khusus, seperti pengangkatan kepala daerah, dengan harapan agar pemimpin yang terpilih dapat menciptakan suasana pemerintahan yang harmonis dan seimbang. Filosofi dalam lawar merah menjadi bagian integral dari budaya dan tradisi masyarakat Bali.

Variasi Lawar dan Kelezatannya yang Membahagiakan

Lawar tidak hanya satu jenis, melainkan memiliki variasi tergantung pada jenis daging dan sayuran yang digunakan. Ada lawar penyu, lawar nangka, hingga lawar khas tabanan dan Karangasem, masing-masing memberikan cita rasa berbeda. Selain itu, ada pula lawar putih yang tidak menggunakan darah hewan.

Kelezatan lawar kini mudah ditemui di pesta adat Bali, rumah tangga masyarakat Bali, dan warung makan nasi be guling. Kuliner ini menjadi lauk wajib dan tersedia dalam berbagai variasi, menarik minat wisatawan untuk mencicipi kekayaan rasa kuliner Bali.

Potensi kuliner tradisional Bali diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan dan meningkatkan daya tarik wisatawan. Dengan menggabungkan cita rasa yang unik dan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam setiap sajian, Bali terus mempertahankan reputasinya sebagai surga pariwisata dengan keindahan alam dan kuliner yang tak terlupakan.

Demikian informasi tentang makan mie instan dalam seminggu. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia .id (JH).

Related articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

[td_block_social_counter custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_4" header_color="#ea2e2e" f_header_font_family="522" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_style="italic" f_header_font_size="eyJsYW5kc2NhcGUiOiIxNSIsInBvcnRyYWl0IjoiMTQifQ==" facebook="tagDiv" twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" instagram="tagdiv" style="style10 td-social-boxed td-social-colored" tdc_css="eyJwaG9uZSI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzIiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBob25lX21heF93aWR0aCI6NzY3fQ=="]
spot_img

Latest posts