Surabaya – Mie instan telah menjadi salah satu santapan cepat saji favorit dengan citarasa yang menggugah selera. Meskipun demikian, kelezatannya harus diimbangi dengan pemahaman akan resiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi berlebihan.
Menurut dr. Ristiya Galih, Dokter poliklinik YPTA Surabaya konsumsi mie instan sebaiknya tidak melebihi 2 bungkus dalam seminggu. Hal ini disarankan untuk menghindari dampak negatif yang mungkin timbul akibat kandungan lemak dan natrium yang tinggi dalam mie instan.
“Mie instan mengandung lemak dan natrium yang tinggi, namun rendah serat, vitamin, dan mineral. Pola konsumsi mie instan yang berlebihan berpotensi memicu obesitas abdominal dan hiperkolesterolmia,” jelas dr. Ristiya.
Penting untuk diingat bahwa konsumsi mie instan yang berlebihan dapat meningkatkan sindrom metabolik, terutama pada wanita. dr. Ristiya juga menekankan bahwa pola konsumsi mie instan seringkali berhubungan dengan pola makan kurang sehat, dimana konsumen cenderung mengkonsumsi lebih sedikit buah dan sayuran.
Oleh karena itu, disarankan agar konsumsi mie instan tidak melebihi 2 bungkus dalam seminggu dan sebaiknya tidak menjadi kebiasaan rutin. Jika ingin mengkonsumsi mie instan, disarankan untuk menambahkan sayuran dan sumber protein seperti telur, ayam, atau daging sebagai pelengkap.
dr. Ristiya juga mengingatkan bahwa mengkonsumsi mie instan setiap hari dapat meningkatkan resiko penyakit serius. Melansir Voi.id, resiko yang dapat timbul akibat konsumsi mie instan secara berlebihan termasuk pembesaran otot jantung, sakit kepala, penyakit ginjal, osteoporosis, stroke, gagal jantung, tekanan darah tinggi, batu ginjal, dan bahkan kanker usus.
Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami batas aman konsumsi mie instan dalam seminggu dan mengimbangi konsumsi makanan cepat saji dengan pola makan yang seimbang dan sehat.
Demikian informasi tentang batas makan mie instan dalam seminggu. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia sapulidi.id (Annora).