Qisas adalah hukum timbal balik. Stabilizer. Atau boleh disebut hukum sebab – akibat, aksi – reaksi, tebar – tuai, hukum causalitas dll. Di Hindu namanya “karma,” pada agama Budha dikenal “dharma” atau lelaku/perbuatan. Poin inti dari hukum tersebut ialah (titik) keseimbangan. Nyawa dibalas dengan nyawa, contohnya, kecuali musyawarah.
Kenapa demikian, bahwa alam selalu menuju titik keseimbangan entah fisik ataupun bersifat nonfisik.
Tatkala ia (alam) telah keluar atau berada di luar titik keseimbangan —ini disebut sebab, aksi, lelaku atau perbuatan— niscaya akan timbul reaksi/akibat sebagai upaya kembali kepada titik keseimbangan. Ya. Aksi – reaksi atau hukum causalitas beroperasi.
Dan reaksi awal atau akibat permulaan, lumrahnya berujud gejolak di bidang sosial budaya, misalnya, atau gonjang-ganjing ekonomi, gejolak politik dan seterusnya. Akan tetapi, tatkala gejolak awal pun tidak mampu mengembalikan alam ke titik keseimbangan, maka justru alam yang akan bereaksi. Inilah tahap lanjutan jika gejolak awal (sosial budaya dan lain-lain) tidak direspon secara bijak oleh organisme dan lingkungan sekitar.
Dan agaknya inilah jawaban prematur, mengapa terjadi beberapa bencana alam (banjir, longsor dan lain-lain) serta ada empat gunung —pilar bumi— meletus secara bergiliran.
Bacalah tanda-tanda alam bagi orang yang berpikir!