Agenda Presiden jokowi dalam mengumpulkan para Perwira Tinggi Mabes Polri, Kapolda, dan Kapolres se-Indonesia beberapa hari lalu mempunyai tujuan penting, karena mereka para Pati Polri diminta datang untuk tidak memakai topi, tongkat komando, dan membawa ponsel genggam.
Menurut pengamat komunikasi Emrus Sihombing, hal tersebut dapat dimaknai bahwa Presiden Jokowi ingin pejabat Polri hidup sederhana dan tidak berjarak dengan masyarakat. “Jokowi ingin menunjukkan bahwa kesederhanaan itu penting. Mereka datang ke Istana bukan sebagai pejabat atau jenderal, tapi sebagai polisi, karena simbol pejabat tidak dibawa,” ujar Emrus Sihombing, Rabu (19/10/2022).
Presiden Jokowi dalam kesehariannya sangat jelas menunjukkan bahwa kesederhanaan itu penting. Jokowi mengenakan kemeja putih.
Sedangkan adanya pengawalan dari pasukan pengamanan presiden (Paspampres) dan protokoler lantaran itu aturan undang-undang yang harus dipatuhinya. Emrus menjelaskan bahwa Jokowi adalah orang yang sederhana.
“Beliau (Jokowi, red) melepaskan simbol yang menjaga jarak dengan rakyat. Ketika simbol ditanggalkan, dialog bisa lebih terbuka, bisa berjalan tanpa ada gangguan,” tutur Emrus.
Lebih lanjut dia menuturkan, Jokowi adalah contoh atau role model hidup sederhana. Sehingga, sudah seharusnya Polri mengikuti itu. Jika itu dilakukan, harapannya kepercayaan masyarakat kepada Polri bisa kembali meningkat.
Kemudian, masyarakat menjadi lebih nyaman ketika berinteraksi dengan polisi. “Kalau ada di tengah rakyat, polisi bisa menempatkan diri sehingga masyarakat, bisa terbuka,” imbuhnya.
Sedangkan mengenai pertemuan langsung dengan pejabat Polri dari seluruh Indonesia itu, dia melihat Presiden Jokowi ingin pesan yang disampaikan langsung diterima, tanpa ada yang kurang. Sehingga semua pejabat tahu apa yang diinginkan oleh Presiden Jokowi.
“Intinya supaya Polri tetap mengayomi, melindungi dan melayani masyarakat. Kalau ada isu tertentu perlu disampaikan ke masyarakat secara terang benderang. Saya rasa apa yang Pak Jokowi lakukan sangat bagus,” pungkasnya.